Kamis, 16 April 2015

Ciremai 3078 MDPL



 Okey, ini adalah pendakianku yg ketiga. Dan tempat yg kami tuju adalah Gunung Cereme, si cantik yg menjulang tinggi di privinsi Jawa Barat.
Jum'at, 10 April 2015 aku bolos kerja. Sengaja meluangkan waktu untuk prepare logistik dan peralatan, karna kita akan berangkat jum'at malam. Aku mulai belanja segala keperluan, terutama makanan (jangan sampe disana kita kelaperan. Hehehee). Setelah dirasa siap, aku dijemput agus, menuju rumahnya untuk repacking. Pukul 21.00 kami siap dan meluncur dari rumah, menuju kampung rambutan dengan menumpang bus Trans Jakarta. Kira2 pukul 22.30 kami sampai di terminal kampung rambutan. Disanalah kami janjian dengan david. Ternyata david mengajak 2 temannya, faton dan aris.
Pukul 23.00 bus menuju kuningan datang. Kami segera naik. Saat itu kami dikenakan tarif 70.000. Bus pun melaju, sementara kami tidur, menunggu sampai ditempat tujuan. Ditengah perjalanan, ternyata kami di oper ke bus lain. Mungkin karna penumpangnya hanya sedikit waktu itu. Bus kali ini ga ac, dan isinya ibu2. Agak bawel gitu deh, kami jadi susah merem, padahal pingin tidur, biar besoknya seger pas trekking T _T. Pukul 6.00 kami tiba di pertigaan linggarjati. Dari bus tersebut kami ketambahan 2 personil yg sama2 mau naik Cereme, rizky dan kobul. Di pertigaan Linggarjati kami mencarter angkutan berwarna biru telor asin dan dikenakan tarif 60ribu semobil.
20 menit kemudian kami sampai di basecamp Linggarjati. Istirahat sebentar, sambil sarapan, mck, dsb. Lalu kami menyiapkan ktp untuk data pendaftaran. Jam 8.00 kita mulai jalan. Kami melewati jalan beraspal yang menanjak. Lumayan juga buat pemanasan. Beberapa kali kita berhenti untuk ambil nafas. Kira2 30 menit, kita sampai di pos cibunar. Kami istirahat dan mengisi air disini, karna setelah pos ini tidak ada sumber air lagi.
repacking dan mengisi persediaan air di pos cibunar
Repacking dan mengisi persediaan air di pos cibunar

Setelah ngobrol2 dan narsis poto2, kami melanjutkan perjalanan kembali. Jalur selanjutnya adalah hutan pinus yang sejuk. Segar sekali jalan disini pagi2 begini. Selanjutnya kami dijamu dengan jalan setapak yang dihiasi rumput dan semak belukar. Jalan masih landai. Sesekali menanjak. Ditengah jalan, karna pergerakanku paling lambat, david berinisiatif agar carrielku dituker dengan backpacknya kobul. Kamipun jalan lagi. Kali ini lumayan, aku bisa mengimbangi pergerakan mereka. Kira2 jam 11 siang, kami sampai di pos kondang amis. Lumayan lama juga ternyata.
Kami nyemil dan istirahat sebentar, lalu melanjutkan perjalanan. jalan mulai menanjak. Hutan lebih rapat. Nafas mulai ngos-ngosan. Tak lama gerimis datang. Kebetulan kami sudah sampai pos kuburan kuda. Disana ada yg lebih dulu istirahat. Mereka menawari kami lontong dan gorengan. Ga nunggu waktu lama, langsung kita serbu... nikmat banget lho, makan lontong n gorengan pas cape2 gini, ditemenin ujan pula. Mantap deh...
Istirahat di pos Kondang Amis

Kami memasang flysheet untuk berteduh. Hujan tidak terlalu lama, hanya 1/2 jam. Karna memang cuma hujan kabut. Kami bersiap kembali untuk jalan.
Dari sini tanjakan mulai curam. Terkadang kami harus memanjat akar2. Perjalanan mulai berat.  Beberapa jam kemudian, kami tiba di pos Pangalap. Disana kami berhenti sebentar,  karna ingin mengejar waktu agar bisa ngecamp di pengasinan. Tapi ditengah jalan, hujan kembali turun.  Kami berteduh dibawah semak2 yang agak tinggi. Kamipun memasang flysheet kembali. Kali ini hujan lebih lama dan lebih deras. Kami istirahat sambil jongkok sampai ketiduran. Hmmmm....
Hari mulai gelap, hujan baru berhenti pukul 17.00. Kami jalan kembali. Tak lama kami sampai di pos tanjakan seruni. Terpaksa kami berhenti dan ngecamp disini, karna cuaca agak gelap. Khawatir nanti hujan lagi.
Di pos ini sudah ada 3 orang yg baru saja bongkar tenda untuk turun. Yg satu kira2 seumuran kita, 1 lagi sudah agak dewasa, dan 1 lagi adalah anak laki2 berumur 10 tahun, adit namanya. Wow bgt kan? Ternyata dia lagi digembleng sama bapaknya untuk hidup di hutan. Salut deh buat adit dan bapaknya.
Kami mendirikan tenda disini, lalu masak. Tak lama hujan kembali turun. Baguslah, kita tidak meneruskan perjalanan. Adit dan bapaknya pun ga jadi turun, karna hujan. Maka kami istirahat sambil ngobrol. Malam berlalu, cahaya matahari mulai mengintip di ufuk timur. David membangunkan kami. Ternyata rizky dan kobul sudah meneruskan jalan jam 2 pagi. Kami masak lalu sarapan, packing, dan bersiap untuk jalan kembali. Setelah berpamitan dengan bapak adit dan temannya (si adit masih tidur) kami mulai perjalanan kembali.
Bersiap untuk jalan lagi dari pos tanjakan seruni

Narsis dulu sebelum jalan lagi

Perjalanan dari sini mulai sulit. Kami melewati tanjakan dengan tekstur jalan yg licin ( katanya sih namanya tanjakan syahrini, tanjakannya cetar membahana bray! ).  Tanjakan ini seperti lorong yg berdinding tanah liat. Sangat sempit. Mungkin sekitar 75 cm lebarnya. Bahkan ada yg lebih sempit. Berasa lagi di dufan lah pokoknya.
1 jam kemudian kami tiba di pos bapa tere. Kami istirahat sebentar, jalan lagi. Jalan masih menanjak, bahkan makin curam saja. Jika anda ingin mempraktekkan jurus tarzan disini, cocok bgt bray! ada tanjakan bapa tere yg bener2 90 derajat vertical. Mantap lah pokoknya.└(^o^)┘
Sampe juga di pos sangga buana

Istirahat dulu di pos bapa tere

Kami teruskan berjalan lambat. Setapak demi setapak. Pukul 11.00 kami baru sampai pos pengasinan. Disana kami mendapati tenda rizky dan kobul. Horeeee. Kami lihat persediaan airnya masih lumayan. Jadi kami rampok sedikit. Plus mi gorengnya juga. Mumpung orangnya masih di puncak. Hehehee... O(∩_∩)O
Tanjakan menuju puncak yg penuh batu2 dan terjal

Narsis dululah, daripada cape. Hehee...

Kami jalan lagi. Di tengah perjalanan kami bertemu rizky dan kobul yg baru kembali dari puncak. Dan mengatakan dosa kami #yailaaahh.... yg udah ngambil air n mi gorengnya. Hehee. Sekaligus janjian untuk turun barengan nanti.
Agaknya ungkapan 'jalan menuju puncak penuh batu dan duri' berlaku di cereme. Perjalanan ke puncak cereme benar2 melewati batu2 besar yg curam. Lalu selanjutnya tanah menanjak yg berpasir. 1 1/2 jam kemudian kami baru sampai di puncak.
Narsis di pinggir jurang

Liat nih mii...  (*^﹏^*)



Subhanallah.... betapa leganya melihat perjalanan kami sudah mencapai ujungnya. Melihat pemandangan yg indah dihiasi awan putih. Edelweis dan cantigi yg menghiasi jurang kawah cereme. Belerang yg terkadang mengepul. Indah sekali.
Dua bersaudara di pinggir jurang kawah Cereme, edelweis dan cantigi

Kawah cereme saat itu

Perjalanan yg panjang dan melelahkan terbayar sudah disini.
Kami bernarsis ria disini.  Menikmati pemandangan indah ciptaan Yang Maha Kuasa
Narsis dulu sebelum turun

Sambil nungguin kobul dan rizky, narsis dulu ajah!

1 jam kemudian kami turun kembali. Menyusul rizky dan kobul di pengasinan. Lalu meneruskan turun. Kami terus berjalan dengan cepat. Hingga sangga buana 1. Lalu melanjutkan lagi.  Sayangnya hujan turun. Kami beteduh dibawah pohon hingga hampir 2 jam. Waktu kami terkuras disini.
Setelah reda, kami melanjutkan kembali hingga pos bapa tere. Disini kita istirahat makan karna sudah jam 5 sore. Saat itu hujan turun lagi kali ini sangat deras. Sampai ada petir. Kami menunggu hujan reda, hingga jam 7 malam. Kami melanjutkan kembali perjalanan kami. Kali ini q mulai lemah. Kaki sudah mulai kram. Bahkan untuk sekedar berjalan pun q sempoyongan. Akhirnya di pos kuburan kuda q memutuskan untuk ngecamp saja dengan agus. Sementara yg lain melanjutkan perjalanan kebawah. Saat itu sudah pukul 23.00 . Selesai mendirikan tenda, teman2 yg lain melanjutkan perjalanan ke bawah, sedangkan q dan agus stay di camp kami di pos kuburan kuda. Katanya sih ga boleh ngecamp di pos kuburan kuda. Tapi q udah ga kuat jalan lagi. Lagian banyak juga yg sama2 ngecamp disana. Jadi yasudahlah. Cuek aja. Kami berisirahat hingga pagi. Tepat pukul 6.00 kami bangun. Sarapan, packing, lalu jalan ke bawah. Dengan tertatih q berjalan. Kaki masih sakit. Setelah 3 jam, baru q sampai di Cibunar. Alhamd. Senang banget liat warung didepan. Kami langsung pesan teh anget dan es teh manis. Haaaahhh... nikmat banget rasanya setelah berhari2 makan seadanya di hutan. Hehehee...
Alhamd, sudah bisa merasakan tantangan gunung cereme. Walaupun harus pulang dengan kaki kram.
Kami akan merindukanmu Cereme yg menawan. ( ̄ε(# ̄)︴

Tidak ada komentar:

Posting Komentar